Sukabumi - Dikutip dari situs resmi Kemensos, tema besar Hari Pahlawan 2023 adalah :
"Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan".
Tema ini diusung agar para generasi sekarang dapat memaknai semangat para pahlawan dalam konteks hari ini dan masa depan.
Seyogianya masyarakat Indonesia juga harus memiliki semangat kepahlawanan dan tergerak hatinya untuk membangun negeri sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing.
Logo Hari Pahlawan 2023
Merujuk pada Pedoman Identitas Visual Hari Pahlawan 2023, berikut filosofi dari logo Hari Pahlawan Nasional 2023:
- Matahari
Matahari melambangkan penerangan, mengingat bagaimana kehadirannya yang terang menerangi dunia dan memberikan harapan sama seperti pahlawan.
- Saling Merangkul
Pahlawan adalah orang yang merangkul orang lain demi tercapainya tujuan bersama dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.
- Anyaman Bambu
Anyaman merupakan tradisi bangsa Indonesia yang banyak dijadikan sebagai usaha rakyat. Ini merupakan simbolisasi bagaimana ekonomi kerakyatan bisa membuat Indonesia tumbuh.
- Elemen Grafis - Anyaman
Elemen grafis terinspirasi dari Anyaman yang mana adalah representasi dari upaya dan kerja keras dalam menghubungkan dan menyatukan serat atau bahan-bahan yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh. Ini mencerminkan semangat perjuangan para pahlawan Indonesia dalam mempersatukan bangsa dan melawan penjajah. Anyaman menggambarkan betapa pentingnya usaha bersama untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan.
Sejarah Hari Pahlawan 10 November
Dikutip dari situs Pemerintah Kota Semarang, Hari Pahlawan Nasional diperingati pada tanggal 10 November setiap tahun berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Hari Pahlawan ini diperingati untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya. Pada saat itu terjadi pertempuran besar di Surabaya antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris.
Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, namun bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya tetap terjadi. Bentrokan tersebut memuncak Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) terbunuh pada 30 Oktober 1945.
Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945.
Baca juga:
BMKG: Warga Lebak Banten Harus Waspada
|
Ia meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.
Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.
Namun rakyat Surabaya tidak mematuhi ultimatum tersebut. Terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat besar pada tanggal 10 November 1945, selama kurang lebih tiga minggu.
Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dan sebagian besar adalah warga sipil.
Selain itu diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya. Tercatat juga sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Banyak pejuang yang gugur dan rakyat menjadi korban saat itu. Semangat membara mereka membuat Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai kota pahlawan.
Sumber FB Asep Japar Asjap